Selasa, 25 Mei 2010

Motilitas Sperma

Laporan Praktikum ke-11 Hari/Tanggal : Rabu / 19 Mei 2010
m.k. Fisiologi Hewan Air Kelompok : VII




KERAGAAN SPERMATOZOA


Disusun Oleh :
Ahmad Fauzi
















DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam proses pembuahan ( fertilisasi ) sel telur ( ovum ) oleh sperma, kualitas sperma sangat menentukan keberhasilan proses pembuahan tersebut. Daya tahan hidup sperma di media air dan daya gerak ( mortilitas ) perlu diketahui dalam upaya meningkatkan derajat pembuahan pada kegiatan pengembangbiakan ikan (breeding). Pada kenyataanya sering terjadi tenggang waktu antara ketersediaan sperma dengan keberadaan sel telur ( kematangan gonad antara ikan jantan dan ikan betina yang tidak sinkron) atau ada perbedaan jarak antara keberadaan sperma dengan keberadaan telur sehingga untuk mengatasinya sperma perlu diawetkan.
1.2. Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui motilitas ( daya gerak) daya hidup, dan mortilitas ( tingkat kematian) sperma ikan setelah mengalami beberapa perlakuan berbeda.










II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Mas Cyprinus carpio
Klasifikasi ikan mas Saanin (1984) dalam Sulistio (2001) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)
Sumber: ( Anonim 2010 )

Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis (barbels) yang kadang-kadang satu pasang diantaranya rudimenter, ukuran dan warna badan sangat beragam (Sumantadinata, 1983 dalam Wibawa, 2003





2.2 Sperma

Gambar 1. Morfologi Spermatozoa)
Sumber: ( Anonim 2010 )


Sifat sifat bawaan didalam inti sperma termasuk kedalam embrio. Sebagai hasil pembelahan reduksi selama spermatogenesis. Sperma hanya mengandung setengah jumlah DNA pada sel-sel somatik sehingga terbentuklah dua macam spermatozoa; sperma yang membrane chromosom-x akan menghasilkan embrio betina sedangkan sperma yang mengandung chromosom-y akan menghasilkan embrio jantan menurut (Affandi dan Muhamad tang 2002) . Sperma tetap motil untuk waktu lama didalam media yang isotonic dengan darah Menurut Gardier dalam Nurman (1995) dalam Affandi dan muhamad tang (2002) melaporkan bahwa semen yang encer bangayk mengandung glukosa, sehingga memberikan motilitas yang baik terhadap spermatozoa. Menurut Affandi dan muhamad tang (2002) sperma tidak bergerak dalam air mani . ketika masuk ke air akan aktif berenang. Pergerakan sperma normal adalah seperti linear, biasanya pola pergerakanya berbentuk spiral. Daya tahan hidup spermatozoa dipengaruhi oleh PH, tekanan osmotik, elktrolit, non elektrolit, suhu dan cahaya. Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada ph sekitar 7,0. Motilitas partial dapat dipertahankan pada ph antara 5 dan 10. Suhu mempengaruhi daya tahan hidup sperma , peningkatan suhu akan meningkatkan kadar metabolism sehingga dapat menurangi daya tahan hidup sperma. Demikan juga cahaya matahari yang langsung mengenai spermatozoa akan memperpendek umur sperma. Menurut Affandi dan muhamad tang (2002) dalam Muncritik dan moccia (1987) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara volume semen dengan motilitas spermatozoa , yaitu semakin encer semen ikan maka motilitas spermatozoa semakin tinggi karena spermatozoa memperoleh makanan yang cukupdari plasma semen. Menurut Aas et. (1991) dalam Affandi dan Muhamad tang (2002) dalam bahwa semakin encer semen ikan maka kadar sodium yang terdapat dalam semen semakin tinggi, sehingga motilitas dan fertilitas spermatozoa semakin tinggi.
2.3 Larutan fisiologis dan akuades
Larutan fisiologis adalah larutan isotonik yang terbuat dari NaCl 0,9% yang sama dengan cairan tubuh atau darah (adhil, 2009) menurut Rustidja(1985) dalam hidayaturahmah (2007) penggunaan larutan fisiologis yang mengandung NaCl dan urea karna dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit. larutan fisiologis lebih kecil dari NaCl 0,9 % (0,8 %; 0,6 %; 0,3 %; 0,1 %) disebut hipotonis. larutanfisiologis lbh besar dari NaCl 0,9 % ( 1 %; 2 %) disebut hipertonis. Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis maka membran akan mengembang karena larutan hipotonis masuk ke dalam sel darah merah, kemudian pecah di satu tempat sehingga Hb keluar disebut dengan hemolisis. Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hipertonis maka membran akan di tarik kesegala arah sehinga pecah di banyak tempat sehingga sel darah merah mengkerut akibatnya Hb juga keluar dan disebut krenasis Anonim (2010)



2.4 Larutan Air Kelapa
Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, pada air kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin.
Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga. Tidak ketinggalan vitamin. Ada vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6).
Air kelapa mempunyai sifat seimbang (isotonis) dan kaya dengan elektrolit. Karenanya, sangat baik diminum ketika tubuh kekurangan elektrolit, misal setelah aktifitas atau olah raga berat Anonim (2010)



















III. METEDOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Respirasi dilaksanakan pada tanggal 19 mei 2010 pada pukul 8.00 – 10.00 pagi di laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan IPB.

3.2. Alat dan Bahan
Alat - alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas jantan matang gonad. Akuades, larutan fisiologis, air kelapa muda, es batu, tube,pipet, gelas objek, mikroskop, kertas label, lap dan tissue.

3.3. Prosedur Kerja
Pertama memilih ikan jantan yang matang gonad, kemudian mengambil ikan dari media air dan mengeringkan tubuh iakn sampai bersih. Lalu melakukan pengurutan pada perut dari arah anterior ke posterior sampai sperma keluar dari lubang kloaka. Berikutnya mengumpulkan dan membagi sperma serta menampung kedalam 5 tube, masing masing sebanyak 0,5 ml. Mengambil sampel sperma pada tube pertama untuk pengamatan awal . Untuk mengaktifkan sperma , beri satu tetes akuades pada sperma yang diamati dibawah mikroskop. Pada perlakuan yang diberikan pada sperma adalah pengenceran denga akuades , laruttan fisiologis, air kelapa muda, dan tanpa pengenceran serta penyimpanan pada suhu kamar dan suhu 4o C . Selalu memastikan bahwa tube berada pada kondisi tertutup rapat selama waktu penyimpanan. Setelah satu jam penyimpanan selalu melakukan pengamatan motilitas, daya hidup, dan mortalitas, masing-masing kelompok sperma dibawah mikroskop. Untuk mengatifkan sperma, memberikan setetes akudes pada sperma yang diamati dibawah mikroskop. Kemudian membandingkan data tersebut pada antar perlakuan.





VI. HASIL DAN PEMBAHASAN¬¬¬¬
4.1. Hasil
No perlakuan Motilitas daya hidup mortalitas
suhu kamar suhu 4 C suhu kamar suhu 4 C suhu kamar suhu 4 C
1 pengenceran dengan larutan isotonic 5 0 4” 0 100% 100%
2 pengenceran dengan larutan isotonic 5 0 53” 0 5% 100%
3 tanpa pengenceran 5 5 3,24” 1 0% 0%
4 tanpa pengenceran 1 1 14,8” 8,1 70% 60%
5 pengenceran dengan aQuades 1 0,5 9,38” 1,29 50% 10%
6 pengenceran akuades 0,25 0,25 9” 12 30% 50%
7 pengenceran dengan larutan fisiologis 0,75 1 10” 7,14 90% 98%
8 pengenceran dengan larutan fisilogis 0 0,75 5” 10 998% 70%
9 pengenceran dengan air kelapa muda 0 0 0” 0 100% 100%
10 pengenceran dengan larutan isotonic 1 0,5 3,14” 30 80% 98%
Tabel 1. Hasil pengamatan sperma ( motilitas, daya hidup, mortalitas) pada lima perlakuan berbeda pada suhu kamar dan suhu 40C.
Intrepretasi : Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa motilitas tertinggi terdapat pada perlakuan ke 1,2,3 pada suhu kamar dan perlakuan ke 3 pada suhu 40C sedangkan motilitas terendah terletak pada perlakuan ke 8,dan 9 pada suhu kamar dan perlakuan ke 9 pada suhu 4oC.
4.2 pembahasan
Pengenceran berpengaruh terhadap sperma. Pada pengencer akuades motilitas menunjukan angka ke 1 yaitu banyak sperma bergetar teteapi sangat sedikit yang bergerak cepat. Dikarenakan pada larutan akuades tergolong larutan hipotonik sedangkan sperma lebih mudah dipengaruhi pada kadaan hipertonik. Sperma pada larutan fisiologis bergerak lebih baik menurut Rustidja(1985) dalam Hidayaturahmah (2007) penggunaan larutan fisiologis yang mengandung NaCl dan urea karena dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit. Namun pada kenyatanya ada juga data yang menunjukan motilitas yang rendah hal ini dapat disebabkan oleh banyak factor diantaranya seperti preperat yang kurang bersih sehingga sperma telah bergerak lama namun tidak terdeteksi, bias juga dikarenakan sperma ikan berada pada kondisi yang kurang baik seperti telah terkontaminasi bakteri. Pada air kelapa muda termasuk kedalam larutan non elektrolit yang dapat digunakan dalam pengenceran sperma. Menurut Effendi dan Muhamad Tang (2002) larutan elektrolit dalam bentuk gula seperti fruktosa atau glukosa dapat digunakan sebagai pengencer sperma. Namun berdasrkan pengamatan hal ini tidak sesuai karena banyaknya sperma yang mati dal tidak ada motilitas hal ini bias disebabkan lemahnya sperma ikan yang bisa dikarenakan ikan berada pada kondisi sakit. Pada perlakuan pengenceran dengan larutan isotonik sperma kondisi sperma berada pada kondisi yang paling baik. Menurut adhil (2009) larutan fisiologis adalah larutan isotonik yang terbuat dari NaCl 0,9% yang sama dengan cairan tubuh atau darah sedangkan Menurut Affandi dan Muhamad Tang (2002) dalam Gardier dalam Nurman (1995) Sperma tetap motil untuk waktu lama didalam media yang isotonic dengan darah Rustidja(1985) dalam Hidayaturahmah (2007) penggunaan larutan fisiologis yang mengandung NaCl dan urea karna dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit. Motilitas merupakan daya gerak sperma yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dengan pemberian larutan yang beraneka macam. Menurut Effendi dan Muhamad Tang (2002) seperma tidak dapat bergerak dalam air mani. Ketika masuk ke air spermatozoa akan aktif berenang. Daya hidup sperma menurut Effendi dan Muhamad Tang (2002) dipengaruhi oleh pH tekanan osmotik, elktrolit, non elektrolit, suhu dan cahaya. Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada ph sekitar 7,0. Motilitas partial dapat dipertahankan pada ph antara 5 dan 10. Suhu mempengaruhi daya tahan hidup sperma , peningkatan suhu akan meningkatkan kadar metabolisme sehingga dapat menurangi daya tahan hidup sperma. Pada suhu 4oC sperma dapat bertahan hidup lebih lama karena metabolisme sperma relatif rendah sedangakn pada suhu tinggi laju metabolismenya juga tinggi sehingga mempengaruhi daya tahan tubuh sperma. menurut Effendi dan Muhamad Tang (2002) suhu mempengaruhi daya tahan hidup sperma, peningkatan suhu akan meningkatkan kadar metabolisme yang dapat mengurangi daya tahan hidup sperma. jika disimpan pada suhu 0-5oC umur sperma dapat diperpanjang menurut Effendi dan muhamad tang (2002). Factor yang mempengaruhi daya tahan tubuh sperma diantaranya adalah suhu, pada suhu yang tinggi metabolisme sperma juga akan tinggi sehingga berpengaruh terhadap daya tahan hidup sperma. Pada pH yang dipertahankan berkisar antara 5-10 sperma memilki daya tahan hidup lebih tinggi dan selain pada kisaran itu sperma akan mati atau tidak berkembang. Pada cahaya yang terlalu tinggi dapat mengurangi daya tahan hidup sperma menurut Effendi dan Muhamad Tang (2002) bahwa cahaya matahari yang langsung mengenai spermatozoa akan memperpendek umur spermatozoa, tidak hanya itu pada jenis spesies juga akan berpengaruh terhadap kualitas sperma. Ikan yang fertilisasi external mempunyai sperma dengan daya tahan hidup lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan yang melakukan pembuahan di dalam seperti ikan cupang dan mas. Ukuran juga menentukan kereaktifan sperma dalam pergerakanya seperti ikan koki yang mempunyai ukuran ekor sperma lebih panjang mempermudah pergerakan kearah distal sehingga mempercepat dalam bergerak ke mikrofil untuk melakukan fertilisasi berdasarkan pada Effendi dan uhamad tang (2002) dalam Toelihere 1985. Lingkungan juga berpengaruh terhadap daya tahan hidup sperma seperti cahaya, pH dan suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian pada sperma.











V.KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Pada keadaan suhu lingkungan yang tinggi dapat mengurangi daya tahan hidup sperma. Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada ph sekitar 7,0. Ketika masuk ke air spermatozoa akan aktif berenang. Sperma tetap motil untuk waktu lama didalam media yang isotonic dengan darah.

5.2. Saran
Pada praktikum berikutnya ikan yang disediakan lebih beragam sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan pada data yang diolah. Semoga kedepanya praktikum fisiologi hewan air akan lebih baik lagi.













DAFTAR PUSTAKA

Tang. U.M. dan R Affandi. 2001. Fisiologi hewan air. Unri.
[Anonim 2010] www.google imeg.com
[ Hidayaturohman 2007] WWW. Scribd .com





















LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

menurut saudara apa yang perlu ditambahkan?